In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love

Minggu, 19 Desember 2010

PURBALINGGA CITY PARK DI BERI NAMA "USMAN JANATIN PARK"

PURBALINGGA CITY PARK



Taman Kota Diberi Nama ’Usman Janatin Park’
Purbalingga – Untuk mengenang sosok pahlawan nasional asal Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, Usman Janatin, Pemkab setempat akan mengabadikannya sebagai nama taman kota. Pemberian nama itu sekaligus sebagai upaya mengenang nama pahlawan asal Purbalingga yang gugur di Singapura dengan cara digantung. Rencananya taman kota yang semula eks lahan pasar kota tersebut akan diresmikan pada bulan Maret 2010.

Bupati Purbalingga Drs H Triyono Budi sasongko, M.Si mengatakan, pemilihan nama Usman Janatin karena dianggap sebagai sosok yang gigih dalam membela nama bangsa Indonesia pada masa Dwikora. ”Nama sosok pahlawan nasional ini memang tidak banyak dikenal masyarakat luas, bahkan di buku-buku pelajaran sekolahpun jarang diulas tentang kiprah kepahlawanan Usman Janatin. Dibalik itu semua, sejatinya Usman janatin adalah putra kelahiran Dusun Tawangsari, Desa Jatisaba Kabupaten Purbalingga, yang gugur ketika tahun 1968 dengan cara digantung di Singapura,” kata Bupati Triyono, Selasa (5/1).


Usman Janatin, lanjut Triyono, merupakan prajurit KKO (Korps Komando Operasi; kini disebut Marinir) Indonesia yang ditangkap di Singapura pada saat terjadinya Konfrontasi dengan Malaysia. Usman meninggal di Singapura, 17 Oktober 1968 pada umur 25 tahun. Bersama dengan seorang anggota KKO lainnya bernama Harun, ia dihukum gantung oleh pemerintah Singapura pada Oktober 1968 dengan tuduhan meledakkan bom di wilayah pusat kota Singapura yang padat pada 10 Maret 1965. ”Saya kira tidak berlebihan jika nama pahlawan asal putra Purbalingga tersebut diambil sebagai nama taman kota,” ujar Bupati Triyono.

Sementara itu secara terpisah, Kabag Pembangunan Drs Suroto, M.Si mengatakan, pembangunan tahap I taman kota selesai pada bulan Desember 2009 lalu. Pemkab menyiapkan dana sekitar Rp 5,2 miliar untuk pembangunan taman kota, yang dialokasikan di APBD tahun 2009 dan APBD Perubahan tahun yang sama.

”Taman tersebut berada di lahan eks eks Pasar Kota yang memang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat. Pengembangan diarahkan untuk mendukung aktivitas sosial masyarakat Purbalingga berupa pusat rekreasi dan hiburan kota (urban leasure) dan fasilitas hotel/penginapan yang representatif,” kata Suroto.

Fasilitas yang dibangun pada taman kota meliputi open space (ruang terbuka hijau) seluas 12.826 m2, pusat jajan serba ada (pujasera) 681 m2, stage amphitheatre (panggung seni) seluas 122 m2, entertainment centre seluas 792 m2, dan hotel dengan luas 1.536 m2. Fasilitas taman kota yang meliputi ruang terbuka hijau, pujasera, panggung seni, dan entertainment centre dbangun dengan anggaran APBD, sedangkan pembangunan hotel akan dibangun melalui kerjasama dengan pihak investor.
”Anggaran untuk taman kota tahap pertama dari APBD tahun 2009 Rp 3.785.661.000, dan tahap kedua melalui APBD Perubahan tahun 2009 sebesar Rp 1.300.000.000,” jelas Suroto

Pelajar SMK Negeri 1 Purbalingga Syuting Film “Aku Bukan Malinkundang”


Para pelajar yang didominasi perempuan itu asik berkumpul di sebuah panggung di pelataran SMP Negeri 3 Purbalingga. Ya, mereka sedang mempersiapkan sebuah pementasan drama. Lebih dari itu, pementasan drama bertajuk “Malinkundang” adalah bagian dari satu adegan produksi film pendek fiksi.

Adalah SMK Negeri 1 Purbalingga yang sedang memproduksi sebuah film pendek berjudul “Aku Bukan Malinkundang”. Syuting film dilakukan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 10-11 April 2010 dengan mengambil tiga titik lokasi, yaitu Jl. Jend. Sudirman, Jl. Arsantaka, dan pelataran SMP Negeri 3 Purbalingga.

Selama ini, SMK Negeri 1 Purbalingga berharap lahir karya film pendek dari siswa-siswinya. “Seusai workshop bersama CLC, kami mempersiapkan praproduksi sekitar satu bulan,” tutur Dewi Prahesti, sang sutrdara.

Dewi dan teman-teman satu kelompok berharap, setelah karya film mereka jadi, akan memancing teman-teman lain dan generasi di bawahnya berkarya dan berkarya. “Semoga karya kami juga memancing pihak sekolah untuk mengadakan ekskul film, syukur membuka jurusan broadcast,” harapnya.

Terjemahan BebasSkenario film ditulis Alfy Aulia yang sudah duduk di kelas XII. Sang penulis menerjemahkan secara bebas cerita rakyat Malinkundang. Malin yang diperankan oleh Yuliana adalah tokoh utama dalam cerita film itu. Ia memiliki hobi bermain drama.

Dalam skenario itu, Malin sedang mempersiapkan sebuah drama yang berkisah seorang anak durhaka pada orang tuanya. Kisah ini, oleh sang penulis, dibenturkan dengan kehidupan nyata si pemeran utama bahwa Malin pun mengalami hal serupa. Malin juga bertindak durhaka pada orang tuanya.

“Saya sudah mempersiapkan cerita ini hampir setahun. Saya merasa bahagia, di hari-hari terakhir sekolah, bisa mempersembahkan yang terbaik buat sekolah saya,” ungkap Aulia. Aulia mempunyai harapan, adik-adik kelasnya akan tumbuh generasi penulis cerita yang mampu diapresiasi banyak orang.

Bersitegang dengan Pihak SekolahPada hari pertama syuting, anak-anak film itu sempat bersitegang dengan pihak sekolah. Lantaran, mereka tidak berhasil memegang kamera sekolah. Padahal, proposal dan surat peminjaman sudah mendapat persetujuan kepala sekolah dan guru pembina OSIS.

“Kami sangat kecewa. Ini kejadian yang kedua kali. Pertama saat kami menggelar workshop beberapa bulan lalu,” tutur Agus Purnomo, salah satu pegiat film di SMK itu. Rasa kecewa hinggap pada anak-anak yang baru pertama kali mau memproduksi karya film pendek itu.

Meskipun masuk hari kedua anak-anak itu berhasil memboyong kamera sekolah, namun tidak dilengkapai peralatan lain seperti tripod dan lampu untuk berproduksi. Akhirnya, kelengkapan alat difasilitasi Cinema Lovers Community. “Bisa saja dari awal kami memfasilitasi anak-anak itu. Tapi kami ingin memberdayakan peralatan sekolah agar kelak, generasi pembuat film di SMK itu tidak repot dalam mengakses peralatan yang ada,” tutur pegiat CLC Nanki Nirmanto.

PRESTASI SMKN 1 PURBALINGGA

  1. 2003 | Mewakili Jawa Tengah dalam Debat Bahasa Inggris PKS Tingkat Nasional di Yogyakarta
  2. 2005 | Mewakili Jawa Tengah  dalam PKS Tingkat Nasional Program Keahlian Sekretaris di Bali
  3. 2007 | Juara 3 PKS Tingkat Propinsi bidang Desain Web
  4. 2007 | Ranking 1 Seleksi Paskibra Tingkat Propinsi Jawa Tengah
  5. 2008 | Juara 3 Lomba membatik
  6. 2008 | Mewakili Jawa Tengah dalam lomba Role Play Bahasa Jepang di Bandung
  7. 2008 | Juara 2 dalam PKS Tingkat Nasional  Program keahlian Sekretaris di Ujung Pandang
  8. 2008 | Juara 1 Tingkat Nasional dalam OSTN bidang matematika di Surabaya
  9. 2008 | Juara  Harapan 1 Tingkat Nasional dalam OSTN bidang pemrograman di Surabaya.
  10. setiap tahun | Juara 1 Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten
  11. SMK yang menerapkan system manajemen ISO 9001-2000
  12. SMK yang diproyeksikan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
  13. sejak 2005 | Melaksanakan prakerin ke luar negeri (Malaysia)

MENGENAL PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Ya, pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Alasan mempelajari perilaku konsumen antara lain :
1. Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
  1. Mendesain bauran pemasaran
  2. Mensegmen pasar bisnis
  3. Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
  4. Melaksanakan analisis lingkungan
  5. Mengembangkan studi riset pasar
2. Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
3. Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
5. Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
  1. Orientasi Konsumen
  2. Fakta-fakta tentang perilaku manusia
  3. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran
Terkait dengan perilaku konsumen, maka terkait pula dengan prinsip 5W+1H  :
  • Why : Mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut ?
  • What : Berupa apa barang/jasa tersebut ?
  • Who : Siapa yang mendapatkan barang/jasa itu ?
  • When : Kapan bisa didapatkan barang/jasa tersebut ?
  • Where : Dimana barang/jasa tersebut bisa didapatkan ?
  • How : Bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan ?
Berikut contoh perumpamaannya : Roy, mahasiswa universitas swasta terkenal di Jakarta (Who) ingin membeli (How) Nokia E90 (What). Ia ingin membelinya karena HP  teman-teman Roy canggih semua (Why).
Ia berencana membelinya akhir minggu ini setelah mendapatkan uang saku dari orang tua (When) di pusat perdagangan HP di dekat kampusnya (Where). Nah, mempelajari 5W+1 H ini merupakan inti dari Perilaku Konsumen.
Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
  • Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
  • Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
  • Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

PENTINGNYA PELAYANAN PRIMA

Pentingnya Pelayanan Prima terhadap Pelanggan
Pelayanan prima biasanya berhubungan erat dengan bisnis jasa pelayanan yang dilakukan dalam upaya untuk memberikan rasa puas dan menumbuhkan kepercayaan terhadap pelanggan atau konsumen, sehingga pelanggan merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan benar.

Pentingnya pelayanan prima terhadap pelanggan juga merupakan strategi dalam rangka memenangkan persaingan. Akan tetapi tidak cukup hanya memberikan rasa puas dan perhatian terhadap pelanggan saja, lebih dari itu adalah bagaimana cara merespon keinginan pelanggan, sehingga dapat menimbulkan kesan positif dari pelanggan.

Pelayanan prima hasus ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang handal, mempunyai visi yang jauh ke depan dan dapat mengembangkan strategi dan kiat pelayanan prima yang mempunyai keunggulan.

Di samping itu, harus diupayakan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan para petugas pelayanan agar dapat menumbuhkan dedikasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan untuk tetap setia menggunakan produk barang dan jasa kita, tanpa sempat lagi melirik atau memakai produk lain.

Betapa pentingnya pelayanan prima terhadap pelanggan karena keberhasilan pelayanan prima dapat juga menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelayanan prima dapat menimbulkan keputusan pihak pelanggan untuk segera membeli produk yang kita tawarkan pada saat itu juga.
2. Pelayanan prima dapat menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhdap produk kita.
3. pelayanan prima diharapkan dapat mempertahankan pelanggan agar tetap loyal (setia) menggunakan produk kita.
4. Pelayanan prima diharapkan dapat mendorong pelanggan untuk kembali lagi membeli produk kita.
5. Pelayanan prima dapat menghindarkan terjadinya tuntutan-tuntutan terhadap penjual yang tidak perlu.

NEGOSIASI

Banyak orang mengatakan bahwa negosiasi itu merupakan proses yang rumit, kompleks, bertele-tele, makan waktu dan tenaga serta tidak pasti hasil akhirnya. Sebenarnya tidak demikian, kalau kita tahu rahasianya.
Memang, negosiasi jelas bukan barang gampang. Namun, negosiasi juga bukanlah mission impossible. Jika anda tahu prinsip dan skill negosiasi, anda bisa menjadi negosiator ulung dan efektif.
Berikut ini 7 (tujuh) prinsip dasar negosiasi:
Pertama, negosiasi memiliki struktur. Hampir semua arena negosiasi menampilkan wajahnya yang kompleks, seperti benang kusut. Banyak aktor yang terlibat. Banyak agenda yang harus ditangani. Banyak kepentingan yang harus dicermati. Kita bahkan harus bertemu dengan banyak karakter: mulai dari yang keras kepala sampai yang banyak bicara. Meminjam istilah seorang pakar negosiasi, seperti menggembala kucing (herding the cats).
Jika demikian, kita seolah masuk rimba raya yang tak jelas mana utara-selatannya. Begitulah realitas negosiasi. Selalu kompleks. Namun, bila dicermati lebih hati-hati, semua kompleksitas tersebut sebenarnya memiliki struktur. Mempunya pola yang gampang dikenali. Pihak-pihak yang bernegosiasi (meskipun jumlahnya banyak) bisa dikategorikan ke dalam sejumlah kecil kecil kelompok, atau koalisi. Demikian juga, agenda atau isu yang akan dibicarakan juga bisa dikelompokkan ke dalam sejumlah kecil “chunk” agenda.
Jadi, tugas utama seorang negosiator adalah mengenali struktur negosiasi. Menyederhanakan kompleksitas dengan melihat pola koalisi dan keteraturannya.
Kedua, struktur negosiasi akan membentuk strategi negosiasi. Pada prinsipnya, tidak ada satu strategi yang bisa berlaku untuk semua situasi negosiasi. Negosiator haruslah fleksibel dalam menentukan strategi apa yang akan digunakan.
Hal ini snagat tergantung pada penilaian negosiator tentang struktur negosiasi yang dihadapi. Negosiasi dengan seorang teman, dalam proses jual-beli mbil, misalnya, tentulah berbeda dengan negosiasi dengan perusahaan besar atau negosiasi dengan birokrasi yang terdiri dari berbagai fungsi dan sangat hirarkis.
Yang pertama, srukturnya jelas lebih sederhana. Sedangkan yang kedua memerlukan strategi yang berbeda-beda ketika menghadapi perbedaan level negosiasi. Itulah sebabnya, pengetahuan seorang negosiator tentang struktur sangatlah pentig. Karena akan menentukan pilihan strategi dan sekaligus menentukan apakah strategi yang dipilih akan berhasil atau gagal.
Ketiga, struktur negosiasi bisa dibentuk. Salah satu prinsip dasar negosiasi adalah “harga tidaklah dipahat di atas batu”. Harga bisa berubah. Bahkan sesungguhnya, kalau pun sudah dipahat diatas batu, juga masih bisa diubah. Seorang negosiator tidak boleh menyerah kepada struktur negosiasi yang telah ada. Kalau ada pandai bermain basket, jangan menyerah masuk ke arena bola volley. Anda harus mengubah struktur permainan menjadi bola basket dulu, sebelum terjun bertanding. Jangan bertandng untuk kalah.
Demikian juga dengan negosiasi. Sejak awal, negosiator harus terus berupaya untuk mengubah struktur negosiasi agar bisa pas dengan strategi andalan yang dia miliki!
Keempat, sumber kekuatan negosiator datang dari kemampauan mengontrol proses negosiasi. Sekali lagi, negosiasi adalah proses pertukaran. Seperti proses pada umumnya, jika tidak terkendali maka dia bisa berjalan kemana-mana. Seperti proses fusi atau fisi dalam reaksi nuklir, jika tidak terkontrol akan menghasilkan enerji ledakan yang luar bisa destruktif.
Sebaliknya, jika terkontrol akan menghasilkan enerji yang bermanfaat bagi manusia. Tugas negosiator adalah memastikan bahwa proses negosiasi akan berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan. Oleh karena itu, kesadaran mengontrol proses menjadi penting.
Sebelum negosiasi dimulai, negosiator harus bisa menentukan agenda apa yang akan dibicarakan. Ikut menentukan isu apa yang akan ditaruh di meja perundingan. Setelah itu, negosiator juag harus menentukan modalitas cara berunding. Ikut menentukan bagaimana informasi bisa dikelola dalam proses perundingan. Dan lain sebagainya.
Semakin seorang negosiator bisa mengontrol proses, maka akan semakin besar potensinya untuk memenangkan proses negosiasi.
Kelima, aliran proses negosiasi bisa diarahkan. Negosiasi pada umumnya bukanlah proses yang tertata rapi seperti mengurutkan angka 1,2,3,4,5 dan seterusnya. Dalam kenyataannya, negosiasi adalah proses zig-zag. Urutannnya tidak linear: jadi bisa sepert ini 1,4,3,4,2,4,5,6,7,4,3,2,5,7,8,9…… Seorang negosiator haruslah memiliki kesadaran “geografis” yang baik dalam melihat peta proses negosiasi.
Jika proses bergerak 1,2,3,4,3,2… maka negosiator harus berupaya untuk mengarahkannya menjadi 3,4,5,6,7… agar bisa menyelasaikan negosiasi dengan cepat. Negosiator tidak bleh terbawa arus, tetapi juga tidak boleh bersikeras menentang arus, yang membahayakan nyawanya. Seperti sepak bola, dia tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur…untuk menciptakan gol sebanyak mungkin!
Keenam, negosiator efektif adalah seorang pembelajar. Belajar itu ibarat seperti pertandingan balap sepeda. Jika anda berhenti, artinya sebeneranya anda tidak sedang berhenti, tetapi anda sedang bergerak ke belakang — ditinggalkan jauh oleh pesaing-pesaing anda. Salah satu wajah negosiasi adalah kompetisi. Oleh karena itu, belajar merupakan keharusan, apabila anda tidak ingin ketinggalan dan dikalahkan.
Banyak hal yang harus dipelajai oleh negosiator: belajar membacara ancaman, belajar membaca peluang, belajar mengidentifikasi kebutuhan lawan, belajar mempertahankan stabilitas emosi dan lain-lain. Ini merupakan proses tiada henti.
Ketujuh, negosiator ulung adalah PEMIMPIN. Dalam beberapa kasus, proses negosiasi terberat adalah bernegosiasi dengan “konstituen” nya sendiri. Jika anda mewakili masyarakat, maka tugas terbesar justru bagaimana bisa membujuk anggota masyarakat lain agar bisa menerima hasil negosiasi. Jika anda wakil sebuah perusahaan, tugas terberat justru meyakinkan bos dan teman sejawat anda untuk menerima kesepakatan.
Bila demikian, maka negosiator memerlukan kualitas kepemimpinan yang baik dan efektif. Bisa memimpin ke dalam organisasi atau kelompok dimana anda menjadi wakil. Bisa memimpin konstituen anda agar mau menerima kesepakatan. Namun selain itu, negosiator juga harus memiliki kepemimpinan dalam upaya untuk membangun koalisi atau mencari dukungan dari pihak luar. Ini selalu bukan merupakan pekerjaan yang gampang, meskipun bukan juga sesuatu yang mustahil.
Sekali lagi: kata kuncinya adalah memiliki identitas dan jiwa kepemimpinan! Setelah melihat 7 prinsip dasar negosiasi tersebut, sekarang anda sudah belajar negosiasi, bukan?

ShoutMix chat widget